Salam Robot Indonesia,
Untuk pertanyaan klasik ini, saya yakin ‘bakalan’ lama bertahan umurnya, alias akan banyak lagi yang akan bertanya hal yang sama;
– kalau buat robot, mulainya dari mana?
– wah, robot, asyik tuh, tapi susah nggak mbuatnya..?
– itu mah gampang buat robot, tinggal beli kit saja, rakit, selesai…!
– wah, ngapain buat robot, emang ndak ada kerjaan lain…?
Untuk case terakhir, tidak usah di bahas….he..he..
Rekan-rekan praktisi Robotika, kalau kita liat di dunia luar, atau luar negri sono no…, dari usia dini udah di ajari seputar robot, apakah dengan merakit semacam lego itu, atau merek lain yang serupa, atau bahkan udah diajari programming sederhana dalam bentuk flow chart sehingga sesuai dengan tingkat kesulitannya.
Kita liat lagi nih di dalam negri, tidak kalah sama luar, di beberapa sekolah dasar alias esde sederajat, udah beberapa membuat momen sejenis dalam rangka mengasah dan menumbuhkan minat anak-anak sejak usia dini terhadahap aplikasi robotika, mulai dari robot dari stik es krim, sampai menggunakan produk tadi itu…,bahkan mungkin sudah ada sekolah yang menjadikan pelajaran ini menjadi kegiatan ekstrakurikuler sehingga salah satu program menambah wawasan anak tentang teknolog ‘tinggi’ ini.
Kembali ke judul postingan ini, sebenarnya, menurut hemat saya, tidak ada umur yang tepat untuk belajar membuat Robot, atau alasan apapun, yang jelas apakah ada niat dan semangat untuk belajar atau hanya mau menunggu dan ‘tergilas’ kemajuan jaman..? semua ada di tangan kita.
Saya pribadi sangat salut dengan semangat dan kegiatan beberapa rekan yang bergerak secara pribadi atau institusi ‘menularkan’ virus suka bereksperimen dengan berbagai program robot mulai dari:
– robot analog, dengan hanya menggunakan beberapa komponen aktif seperti transistor dan dengan biaya tidak lebih dari 50 ribuan
– robot dari barang bekas, sepertinya ini juga menjadi tren di luar negri yang mereka katakan dengan ‘robot from the scratch’ kalau ndak salah, untuk case ini, tinggal kejelian kita melihat dan menggunakan barang-barang yang ada di sekitar kita yang sudah tidak terpakai dan menggunakannya menjadi proyek robot, misalnya; sensor cahaya dari peralatan remote contol yang rusak tapi infra red nya masih bagus, atau motor dc dari unit vcd/dvd player untuk penggerak kit robot kita, atau barang rongsokan lainnya yang sepertinya tidak berguna tapi masih bisa kita kanibal menjadi barang yang berharga dan bermanfaat.
Ini serius, kalo ndak salah lagi, di china itu, barang-barang elektronik bekas ini di olah lagi menjadi barang jadi dan dipoles sedemikian rupa dan akhirnya menjadi barang jadi, dan siap di export bahkan. Kalau mereka bisa, kita juga pasti bisa, bukan begitu..?
Itu aja dulu, artikel ini sengaja saya buat karena udah ndak tahan dengan kenyataan yang saya liat khususnya di kalangan anak-anak kita yang masih usia dini, tapi kadang tidak tau atau belum tau apa yang mau dikerjakan pada saat lengang atau liburan, dengah harapa, semua pihak mulai dari orang tua dan tenaga pendidik bisa ikut berpartisipasi.
Semoga ini bukan hanya harapan saya semata dan saya yakin ini harapan kita semua bangsa yang besar…
Majut terus tekonologi mikrokontroler dan robotika di tanah air..!
Terima kasih,
Mascottaria
===========
Praktisi Mikrokontroler dan Robotika
www.robot-indonesia.blogspot.com
www.bias-electronic.com